Proses pemungutan suara yang
bertujuan menentukan presiden kita untuk lima tahun ke depan sudah rampung.
Dari rangkaian proses pencalonan, kampanye, hingga pencoblosan, kita
menyaksikan perdebatan yang sengit. Semua pihak punya pandangan masing-masing,
tapi nggak mau saling dengar. Ujung-ujungnya kita adu mulut, adu status
Facebook, twitwar, bahkan adu kekerasan!
Tanggal 9 Juli sudah lewat.
Sekarang waktunya kita belajar bagaimana mengobrol, berdiskusi, hingga berdebat
dengan lebih sopan dan manusiawi. Masak nggak capek gontok-gontokan kayak
kemarin? Nggak usah jauh- jauh, ternyata buyut-buyut kita sudah pernah menyusun
peraturan tentang cara mengutarakan pendapat dengan lebih beradab dan
terhormat. Mereka sendiri menyebutnya sebagai ‘kode gentleman ‘.
Tentu saja kakek moyang kita
serta pendiri bangsa ini harus setia pada ‘kode gentleman’. Kemerdekaan
Indonesia nggak cuma diraih lewat senjata, Bro, tapi juga lewat meja runding.
Nah, bisa bayangin ‘kan gimana jadinya.Indonesia seandainya pendiri bangsa kita
nggak piawai dalam mengambil hati negarawan-negarawan dari bangsa lain?
Sebagai anak-anak mereka, nggak
seharusnya kita melupakan warisan para pendiri bangsa. Nah, cara ngobrol ala
mereka ini
udah ane rangkum ke dalam
petunjuk berikut:
1. Jangan Keras Kepala
Kamu tahu lawan bicaramu keliru.
Walau begitu, kamu nggak perlu mati-matian membela opinimu sampai kalian
bertengkar dan hubungan jadi renggang. Mending kamu bawa percakapan ke topik
yang berbeda.
Boleh juga sih tetap
mendiskusikan topik yang sama. Tapi jangan lupa, orang lain punya hak untuk
tidak dijejali paksa oleh ide-idemu. Mending kamu pasang telinga dan
mendengarkan opini mereka. Jika keyakinanmu berbeda, ungkapkan alasannya apa.
Mungkin akhirnya mereka menyukai
sikapmu dan dapat menerima pandanganmu. Mungkin juga kalian berdua akan tetap
tak saling setuju. Satu yang pasti, dalam hati mereka pasti akan mengakui kalau
kamu gentleman.
2. Memotong Lawan Bicara? Haram
Hukumnya
Jangan langsung memberitahu saat
lawan bicaramu lupa detail nama atau tanggal. Kecuali, kalau dia memang
memintamu. Menyelesaikan kalimat yang dimulai orang lain juga etika yang buruk
dalam percakapan. Biarkan dia merampungkan kata-katanya. Siapa tahu, maksud dia
sebenarnya jauh berbeda dari perkiraanmu.
Jangan pula memotong meskipun dia
sedang menceritakan joke yang udah pernah kamu dengar sebelumnya. Bisa-bisa
kamu merusak semangat dan mood- nya hari itu. Dan secara gak sadar, kamu udah
merendahkan kemampuan seseorang untuk menyampaikan pemikirannya.
3. Kuncinya Kesopanan
Hindari memberi kesan tak peduli,
bahkan ketika lawanmu berbicara panjang lebar. Walau apa yang dia sampaikan
membosankan, jangan menoleh jam tangan, melihat ponsel, membaca buku, atau
aktivitas-aktivitas lain yang menunjukkan bahwa perhatianmu terbelah.Usahakan
untuk fokus pada lawan bicaramu. Ini adalah kunci dari sebuah percakapan yang
menarik.
4. Ngobrol Dengan Ramah
Dalam percakapan berkelompok,
jangan pernah turut bercuap-cuap jika orang lain di kelompok itu sedang bicara.
Jangan pula membesarkan suaramu hanya untuk mengalihkan perhatian ke dirimu.
Hindari kalimat yang membuatmu terlihat angkuh kayak diktator. Ngobrol itu
harusnya penuh keramahan, mengalir bebas dan jujur.
5. Sesuaikan Dengan Sikon
Sesuaikan isi pembicaraanmu
dengan situasi dan kondisi yang sedang kamu temui. Pertimbangkan pula waktu dan
tempatmu berada. Jangan samakan obrolan di gym dengan obrolan di pertemuan
keluarga. Dengan memperhatikan sikon, kamu bisa membuat diskusi
jadi menyenangkan dan “pas” bagi
semua pihak yang terlibat.
6. Tetap Rendah Hati
Hipwee tahu kamu punya banyak prestasi.
Tapi, menyombongkan pekerjaan dan pendapatan pribadimu adalah hal yang kurang
sopan dalam sebuah percakapan. Ini bisa membuat lawan bicaramu merasa
direndahkan, lho.
Menyombongkan relasi yang
kebetulan kamu kenal juga bukan perilaku ideal. Apalagi kalau pembicaraanmu
nggak nyambung sama relasi yang kamu sebutin! Contoh: kamu dan lawan bicaramu
sedang mengobrol soal sepakbola. Eh, tiba-tiba lawan bicaramu bilang, “Teman
dekat saya, Bu Ani Yudhoyono, suka ngajak saya mancing…” Kamu pasti bakal terpaku
dan nggak tahu harus menimpali apa.
Lawan bicaramu akan keberatan
jika topik yang kalian bicarakan hanya tentang kamu, kamu, dan kamu. Kamu nggak
perlu menyinggung soal pekerjaan atau bisnismu, kecuali jika ditanya. Orang
yang benar-benar hebat adalah orang yang tak merasa ia perlu membuktikan
apapun.
7. Jangan Sok Pintar
Seseorang yang terpelajar
seharusnya mengerti juga pentingnya kesopanan. Walau dia memiliki wawasan yang
mungkin lebih luas dari lawan bicaranya, dia nggak akan pamer. Dia juga nggak
akan membuat lawan bicaranya merasa inferior ketika berdiskusi. Alih-alih
menentukan topik, gentleman ini akan bicara secara jujur dan apa adanya,
menyesuaikan dengan luwesnya pada topik yang sedang dibicarakan.
8. Jadilah Pendengar Yang Baik
Mendengarkan lawan bicara sangat
penting nilainyan dalam diskusi manusia beradab. Dengan mendengar, kamu bisa
belajar dari lawan bicaramu tentang hal-hal yang belum kamu ketahui.
Kemampuan mendengarkan lebih
mendefinisikanmu dari kemampuan merangkai kata. Makanya, setelah yakin dengan
kemampuan lidahmu berbicara, asah juga telingamu kamu untuk mendengar, mencerna
dan memahami perkataan orang lain.
9. Hati-Hati Dalam Mengutip
Kamu boleh mengutip perkataan
orang terkenal untuk menambah kekuatan argumenmu. Tapi pastikan kalau lawan
bicaramu tahu siapa yang kamu kutip itu. Hindari terlalu sering menggunakan
kutipan yang sudah klise, karena bisa menimbulkan kesan bahwa kamu gak punya
pendapat sendiri. Hati-hati juga dalam menggunakan istilah yang bersifat
keilmuan. Kalau disalahgunakan , ini malah bikin kamu terdengar lucu bin
blo’on.
Jika kamu memang ilmuwan atau
ahli di sebuah bidang, hindari istilah teknis yang terlalu njelimet bagi
telinga awam. Akan tetapi, kalau kamu gak sengaja keceplosan jangan bikin
kesalahan yang lebih fatal dengan bersusah payah memberikan penjelasan ilmiah
karena lawan bicaramu gak akan tertarik.
10. Ketika Bicara Dengan Orang Asing
Ketika ngobrol dengan orang asing
yang kebetulan belum lancar berbahasa Indonesia, dengarkan dia dengan seksama.
Maklumi saja dia yang masih terbata-bata. Jangan menertawai keterbatasan Bahasa
Indonesia yang ia miliki.
Kalau dia memulai obrolan dengan
bahasa Indonesia, balas dengan bahasa Indonesia juga walaupun harus
diulang-ulang agar dia mengerti. Tapi kalau kamu yang memulai obrolan dan
memang paham bahasa negara asalnya, bicaralah dalam bahasa asalnya dari awal.
Itu bukan menunjukan kesombongan, tapi kebaikan karena dia pasti akan senang
diajak bicara dengan ‘lidah’ aslinya.
11. Berhenti Menjilat
Misalnya, ketika kamu berbincang
dengan seorang penulis, jangan berusaha mengambil hatinya dengan memberi
tulisan mereka pujian tertinggi. “Bukunya Mbak bener-bener mengubah hidup
saya!” akan terdengar sedikit lebay. Cukup kutip beberapa kata dari buku mereka
— itu sudah menunjukkan kalau kamu sudah pernah membaca dan mengagumi karya yang
mereka tulis.
12. Perhatikan Hal-Hal Sensitif
Sebisa mungkin, hindari
topik-topik sensitif seperti masalah pribadi atau konflik keluargamu sendiri di
dalam percakapan. Sebaliknya, saat teman karibmu menceritakan masalah rumahnya
kepada kamu, jangan disebar ke pihak-pihak lain yang suka penasaran. Pegang
terus kepercayaan yang sudah teman karibmu berikan padamu. Mungkin kamu sudah
dianggap sebagai keluarganya sendiri.
13. Hindari Bergunjing
Jangan bandingkan satu teman
dengan teman lain. Jika ingin membicarakan soal kebaikan mereka, utarakan
dengan adil dan bijak. Jangan unggulkan satu orang di atas yang lain,
bagaimanapun dua-duanya temanmu, lho!
Hindari juga obrolan yang dapat
merugikan pihak yang gak hadir di sana. Seorang gentleman gak akan bergunjing
atau sudi mendengarkan gunjingan. Bergunjing, menggosip, atau fitnah merupakan
kegiatan yang cukup menjijikan bagi cewek dan sangat tercela untuk cowok.
14. Bedakan Pujian Dengan
Sanjungan
Sedikit pujian pada lawan bicara
sangat diperbolehkan. Tapi sanjungan (apalagi kalau lebay ) harus kamu hindari.
Kalau kamu menyanjung diri sendiri, kamu akan terlihat egois. Kalau kamu
menyanjung cewek, mereka akan merendahkanmu karena gak punya topik pembicaraan
yang lain. Pujian, seperti “Sepatu kamu bagus” akan terdengar jauh lebih tulus
daripada “Kakimu jadi jenjang deh gara-gara pakai sepatu cantik itu” . Cewek
lebih senang jika kamu ajak ngobrol sesuatu yang lebih penting dan bermanfaat
daripada jika kamu fokus pada dirinya.
15. Jaga Image
Jangan kebablasan dalam bercanda.
Menyelipkan joke dalam percakapan aja udah cukup, nggak perlu mengeluarkan aksi
konyol yang bisa menjauhkan kamu dari citra gentleman . Kamu gak mau ‘kan
disebut sebagai Si Badut di tiap pertemuan atau pesta? Tetap tenang, sopan dan
ramah dalam sebuah diskusi.
Sekali lagi, diskusi itu bukan
soal siapa yang paling benar. Diskusi itu soal mendengarkan, menghargai lawan
bicara beserta ide dan pandangannya, dan berusaha menjadi orang yang lebih baik
dari sana.
Sumber :
http://www.kaskus.co.id/thread/53c4d0ef529a453a178b4669
Yuk Belajar Berdiskusi Dari Kakek Moyang Kita