Pemilihan presiden yang digelar
pada tanggal 9 Juli 2014 lalu akan menjadi penentu siapa yang nantinya akan menjabat
sebagai presiden Indonesia. Pemilihan presiden periode ini sangat terlihat
sekali perselisihan di antara 2 kubu, dari beberapa media masa di beberapa
stasiun televisi yang saya lihat dan dengar memiliki hasil quick count yang
berbeda-beda, pada beberapa stasiun televisi pasangan Prabowo-Hatta dinyatakan
menang dalam pemilihan capres dan cawapres periode ini, tapi beberapa stasiun
televisi juga menyatakan bahwa pasangan Jokowi-Jk yang memenangkan pemilihan
capres dan cawapres periode ini. Ditambah lagi kedua kubu capres dan cawapres
sama-sama mendeklarasikan kemenangannya pada mediamasa. Tentu saja ini
menimbulkan ke abu-abuan bagi seluruh warga Indonesia. Tapi quick count
bukanlah menjadi penentu untuk mengetahui siapa yang akan menjadi capres dan
cawapres nantinya, penentu pastinya adalah hasil perhitungan suara oleh KPU
yang akan diumumkan pada tanggal 22 Juli 2014 mendatang.
Mungkin apabila capres dan
cawapres pilihan saya menang itu dikarenakan rakyat Indonesia percaya bahwa
mereka bisa membangun Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik, lebih maju,
damai, tentram, aman dan indonesia memang perlu dipimpin oleh pemimpin yang
tegas.
Apabila capres dan cawapres
pilihan saya kalah mungkin karena banyak orang yang berfikir dua kali tentang
masa lalu capres itu yang di sebut-sebut memiliki masa lalu yang kelam, bahkan
sampai urusan rumah tangganya pun menjadi salah satu pertimbangan untuk tidak
memilih. Mengenai masa lalu yang kelam, saya percaya setiap orang pasti bisa
berubah, dan kita rata-rata juga hanya mendengar dari mulut ke mulut atau dari
media masa tentang masa lalu itu, tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
Memang di Indonesia capres dan
cawapres harus menjadi selebrity dan selalu show off semua kebaikan yang ia
kerjakan agar di kenal dan dapat menarik simpati masyarakat, itulah keunikan
Indonesia.
Faktor Penyebab Kemenangan Atau Kekalahan