Pagelaran terbesar di dunia dalam
bidang sepak bola tinggal menghitung hari. Pesta sepak bola itu akan di adakan
di Brazil, ini adalah keduakalinya Brazil menjadi tuan rumah Piala Dunia itu.
Sayang sekali Indonesia tidak bisa menjadi salah satu tim yang mengikuti
turnamen bergengsi itu. Memang tak dapat dipunkiri angan kita sangat jauh bila
mengharapkan Indonesia bisa masuk menjadi peserta Piala Dunia, apalagi zona
Asia yang sebelumnya dikuasai raksasa seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, dan
Arab Saudi, kini bertambah Australia yang memutuskan pindah ke zona Asia yang
dinilai lebih kompetitif daripada zona Ocenia.
Pada Piala
Dunia tahun 2014 ini Asia menempatkan 4 wakil untuk mengikuti turnamen sepakbola
ter-akbar di jagat ini yaitu, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Iran.
Pembagian grup saat ini yaitu, Australia berada di grup B yang bisa dikatakan
berat karena satu grup dengan juara bertahan, Spanyol. Sedangkan Jepang yang
tergabung dalam grup C, secara teknis keempat Negara yang tergabug dalam grup C
memiliki kesempatan lolos, walaupun Kolomia yang lebih diunggulkan. Iran yang
tergabung di grup F harus satu grup dengan tim Tango yang mempunyai track
record yang lebih cemerlang di Piala Dunia dengan menyandang 2X juara dunia. Di
gup H, Korea Selatan harus menghadapi tim kuat Russia.
Indonesia
mungkin memang benar adalah bukan negeri sepakbola, melainkan negeri suporter
sepakbola.Dari ujung perkotaan hingga pelosok pedesaan seakan tak ada hentinya
orang membicarakan Piala Dunia. Stasiun televisi dan radio sibuk membuat acara
nonton bareng. Berbagai komunitas juga ikut ambil bagian ingin mengadakan
nonton bareng. Bahkan, tak menampik kemungkinan nanti di Istana Cikeas pun
diadakan nonton bareng. Semuanya larut dalam satu euforia Piala Dunia, tak
memandang pria atau wanita, kaya atau miskin, tua atau muda, pejabat atau
rakyat.
Dampak negative
yang akan di timbulkan dari piala dunia tahun 2014 di brazil ini tak jauh dari
kata “kesiangan” dan “ngantuk” karena begadang menyaksikan pertandingan. Tentu hal
ini dapat merugikan diri sendiri dan produktifitas di sekolah, kampus, maupun
tempat kerja. Namun karna tuan ruman tahun 2014 ini di brazil dengan perbedaan
waktu yang cukup lama dan perkiraan pertandingan banyak dilangsungkan pada pagi
hari antara pukul 5-7 pagi, tentu bukan waktu yang pas bila diadakan nonton
bareng, mengingat pagi harinya sudah waktu beraktifitas. Walaupun tidak bisa
menyaksikan pertandingan live di televise kita maih bisa menyiasatinya dengan
menyimak update terbaru dari pertandingan melalui aplikasi LiveScore pagi
harinya, walaupun bagi penggila bola ini buan hal yang menyenangkan karna akan
ketinggalan berita tentang tim kesukaan ataupun pertandingan selain tim
kesukaan beberapa jam lebih lambat.
Bijaklah
dalam menonton pertandingan, tidak semua pertandingan kita anggap seru dan
wajib kita tonton bukan? Untuk itu, pandai-pandai diri kita memperhatikan
jadwal agar dapat memilih pertandingan mana yang sebaiknya kita utamakan untuk
disaksikan. Mulai dari memperhatikan jadwal tim favorit, pertandingan
big-match, dan pertandingan yang menentukan. Jangan sampai hobi kita sebagai
pecinta tayangan sepakbola berkualitas kelas dunia sampai merusak harmonisasi
di tempat kerja atau tempat belajar.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2014
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/12/19/euforia-menyambut-world-cup-2014-619797.html
Euforia Piala Dunia 2014