T.O.U.4
Sumber :
Susilo Bambang Yudhoyono
Di depan
para peserta Indonesia Future Leaders Forum di Jakarta, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono berbicara soal kepemimpinan. Bukan hanya kepemimpinan dalam arti
teoritis yang disampaikan Presiden, tetapi juga praktik keseharian yang ia
jalankan sepanjang tujuh tahun pemerintahannya.
Presiden
mengakui bahwa kepemimpinan yang ia jalankan bukan gaya kepemimpinan yang bisa
dipakai oleh pemimpin yang lain. Setiap pemimpin pasti memiliki gaya
kepemimpinannya sendiri dan itu sangat tergantung dari situasi dan tantangan
yang dihadapi.
Gaya
kepemimpinan yang ia jalankan sekarang, menurut Presiden merupakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi. Presiden bahkan menegaskan,
kalau dirinya cenderung untuk mengalah, cenderung memilih melakukan berkompromi
dan membuat konsensus, karena ia tidak ingin kepemimpinan yang dijalankan
menjadi otoriter.
Penjelasan
SBY itu merupakan jawaban atas pertanyaan banyak pihak yang menilai Presiden
sering ragu-ragu. Banyak pihak-yang diakui Presiden sendiri-sering akhirnya
merasa gemas, karena banyak keputusan yang lamban untuk diambil.
Dengan
penjelasan itu, maka kita tidak usah lagi terlalu berharap bahwa akan ada yang
berubah dari Presiden. Dalam tiga tahun pemerintahannya ke depan kita harus
menerima kenyataan bahwa segala kebijakan akan diambil dengan pertimbangan yang
sangat hati-hati dan kelirulah kita jika berharap akan ada keputusan yang
diambil secara cepat.
Presiden
juga menguraikan bahwa dalam keyakinannya, tidak ada kewenangan yang boleh
didelegasikan. Oleh karena itu dirinya ikut turut campur tangan langsung atas
setiap kebijakan yang akan dikeluarkan kementerian. Ia ingin tahu secara detil
landasan dari kebijakan yang hendak diambil.
Dengan
gaya kepemimpinan seperti itu tidak usah heran apabila kebijakan yang bersifat
teknis pun sekarang ini begitu lamban dilakukan kementerian. Kalau Presiden
ingin tahu secara detil dan bahkan terlibat secara langsung, wajar apabila
proses pengambilan keputusan menjadi lebih panjang.
Dalam
manajemen modern yang mengutamakan kecepatan, memang gaya kepemimpinan ini bisa
jadi sangat tidak cocok. Apalagi jika pendelegasian kewenangan tidak dipahami
sebagai sesuatu yang penting dilakukan. Namun itulah gaya kepemimpinan SBY,
yang mau tidak mau kita terima karena kita sudah memberikan kepercayaan kepada
dirinya.
Memang
kita menjadi agak rancu ketika Presiden menyampaikan pentingnya pemimpin untuk
membangun tim. Kerja tim hanya bisa berjalan dengan baik apabila ada
kepercayaan satu dengan yang lain. Pendelegasian wewenang kepada menteri untuk
menangani persoalan teknis merupakan cerminan dari kepercayaan dan kemauan
untuk membangun kerja tim.
Sehebat
apa pun orang itu, tidaklah mungkin ia bisa mengerjakan semuanya. Selain
keterbatasan secara fisik, kita tidak mungkin menghindar dari perjalanan waktu.
Kita harus menerima kenyataan bahwa satu hari itu hanya 24 jam dan mustahil
dalam keterbatasan waktu kita lalu ingin menangani semua persoalan.
Oleh
karena itulah tantangan seorang pemimpin adalah bagaimana memberdayakan seluruh
kekuatan di dalam tim. Kita harus membangun sebuah sistem dan nilai yang
memungkinkan orang yang bekerja bersama kita bekerja berdasarkan aturan yang
kita tetapkan itu.
Pemimpin
pada akhirnya adalah sosok orang yang mampu meyakinkan orang lain untuk
melakukan hal yang belum tentu ia sukai. Namun dengan kemampuan untuk
menjelaskan tujuan yang akan dicapai apabila kita melakukan itu, orang akan
bisa dipengaruhi untuk mau melaksanakan apa yang diinginkan seorang pemimpin.
Pada
akhirnya kepemimpinan tidak cukup hanya memuaskan sang pemimpin saja.
Kepemimpinan harus bisa menghasilkan. Kepemimpinan harus mencapai tujuan besar
yang hasilnya bisa dirasakan oleh semu pihak. Kepemimpinan pada sebuah negara
harus bisa memuaskan seluruh rakyat.
Presiden
SBY menyadari bahwa masyarakat sangat mendambakan hasil yang bisa segera
dirasakan. Namun sebuah kebijakan tidak bisa segera dirasakan hasilnya. Yang
bisa segera dirasakan hasilnya adalah adalah kemajuan dari langkah kebijakan
yang dikeluarkan.
Untuk
itulah kepemimpinan pada sebuah pemerintahan dan juga perusahaan tidak bisa
hanya bertumpu pada orientasi jangka panjang. Kepentingan jangka pendek harus
juga menjadi perhatian. Bahkan harus ada yang cepet dirasakan agar masyarakat
tidak kemudian menjadi frustasi.
Untuk
itulah dalam ilmu ekonomi dikenal apa yang dikatakan sebagai quick fix. Sebab,
pada jangka panjang bisa-bisa semuanya sudah tidah berdaya, in the long run
we all dead.
Kelebihan dan Kekurangan masa SBY
v Kelebihan
·
Klaim 1 : Harga BBM diturunkan
hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
·
Klaim 2 : Perekonomian terus tumbuh
di atas 6% pertahun, tertinggi setelah orde baru.
·
Klaim 3 : Cadangan devisa pada tahun
2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
·
Klaim 4 : Cadangan devisa pada tahun
2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
·
Klaim 5 :Rasio hutang negara
terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
·
Klaim 6 :Utang IMF lunas.
·
Klaim 7 :CGI dibubarkan.
·
Klaim 8 :Mengadakan program-program
pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa
agunan tambahan.
·
Klaim 9 :Anggaran pendidikan naik
menjadi 20% dari APBN, pertama kali sepanjang sejarah.
·
Klaim 10 :Pelayanan kesehatan gratis
bagi rakyat miskin. Anggaran kesehatan naik 3 kali lipat dari sebelumnya,
tertinggi sejak orde baru.
·
Klaim 11 :Korupsi diberantas tanpa
pandang bulu. Lebih dari 500 pejabat publik diproses secara hukum, tertinggi
sejak merdeka.
·
Klaim 12 :Pengangguran terus
menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
·
Klaim 13 :Kemiskinan terus turun
16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
Kekurangan
Sejumlah
kegagalan dan kekurangan yang masih terjadi adalah kepastian hukum belum
sepenuhnya terwujud, masih maraknya korupsi, birokrasi yang dianggap belum
mencerminkan good governance, kerusakan lingkungan hidup, infrastruktur
yang masih kurang memadai, serta biaya politik yang masih tinggi, terutama
dalam pilkada. Presiden SBY juga mencatat, gangguan terhadap kerukunan dan
toleransi serta sejumlah aksi kekerasan yang mengganggu keamanan dan ketertiban
publik masih kerap dijumpai.
http://bagongmendem.blogspot.com/2012/09/kelebihan-dan-kekurangan-masa-sby.html
http://metrotvnews.com
/read/tajuk /2011/06/09/788/Itulah-Gaya-Kepemimpinan- SBY
http://www.scribd.com/doc/24364039/Analisa-Politik?autodown=doc
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=104668
Tokoh Politik